Peringatan Al-Quran

Tafsir Ringkas Surah Al-Furqan 25: Ayat 25-29

Yaitu wahai Nabi ingatlah hari di mana langit mengeluarkan kabut putih, terbuka, dan keadaan alam berubah, dan dunia berakhir, serta matahari dan bintang-bintang menjadi seperti kabut kerana terpecah dan terurai di angkasa. Keadaan alam semacam ini sebagaimana juga digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya

Apabila langit terbelah. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.

(Al-Infithaar 82:1-2)

“Dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu. Dan gunung-gunung dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.”

(An-Naba’78:19-20)

“Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat. Dan terbelahlah langit kerana pada hari itu langit menjadi rapuh.”

(Al-Haaqqah 69:15-16)

Para malaikat turun dari langit dengan membawa catatan amalan para hamba untuk dijadikan bukti atas mereka. Ayat ini senada dengan firman Allah SWT:

“Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya (adzab) Allah bersama malaikat dalam naungan awan.”

(Al-Baqarah 2:210)

Hari Kiamat adalah  hari yang sangat sulit dan berat bagi kaum kafir kerana hari tersebut adalah hari keadilan dan pengambilan keputusan. Ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

“Maka itulah hari yang serba sulit. Bagi orang-orang kafir tidak mudah.”

(Al-Muddaththir 74: 9-10)

Sedangkan kondisi kaum Mukminin sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT:

“Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.”

(Al-Anbiyaa’ 21:103)

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, dia berkata, “Ada orang bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah! Allah berfirman, ‘Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.(Al-Ma’aarij 70:4), alangkah lamanya hari ini!” Lantas Rasulullah SAW menjawab:

“Demi Zat diriku berada di dalam kekuasaan-Nya, hari tersebut pasti akan diringankan bagi orang Mukmin, bahkan lebih ringan daripada menunaikan solat wajib selama di dunia.”

(HR Imam Ahmad)

Wahai Rasul ingatlah hari Kiamat di mana orang musyrik dan zalim merasa rugi dan menyesal atas kesalahannya selama hidup di dunia, serta tidak mengikuti jalan yang benar dan petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Orang musyrik dan zalim tersebut kelak akan mengatakan “Aduhai, andai saja aku mengikuti jalan keselamatan dan keselamatan yang dibawa oleh Muhammad SAW.”

Wahai kehancuranku datanglah, telah datang waktumu. Seandainya aku tidak menjadikan si fulan yang telah menyesatkanku sebagai teman karib, yang menginginkan aku mengikutinya dan memalingkan diriku dari kebenaran, serta membawaku ke jalan kesesatan, baik si fulan tersebut Ubai bin Khalaf, Umaiyah bin Khalaf, atau selain mereka berdua. Sungguh si fulan tersebut telah menyesatkanku dan memalingkanku dari mengingat Allah SWT, beriman, dan Al-Qur’an setelah ia sampai kepadaku.

Kalimat ini merupakan firman Allah SWT bukan perkataan perkataan orang zalim.

Yakni sifat syaitan adalah memalingkan manusia dari kebenaran dan mengajak mereka melakukan kebatilan. Setelah itu syaitan meninggalkan dan tidak memberi manfaat bagi mereka saat terjadi musibah. 

Kata (as-syaitan) yang dimaksudkan kepada teman orang tersebut kerana telah menyesatkannya sebagaimana syaitan menyesatkan manusia. Atau maksudnya adalah Iblis yang telah menyebabkan orang tersebut berteman dengan seseorang yang menyesatkannya dan membuatnya mengingkari Rasulullah SAW, lantas meninggalkannya. Atau yang dimaksud adalah jenis, yaitu siapa saja yang memiliki sifat syaitan dari kalangan jin dan manusia. Makna yang terakhir ini yang paling kuat.

Sumber: Tafsir Al-Munir, Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili Jilid 10

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑