Tafsir Ringkas Surah Al-Hajj 22:73
Allah SWT menegaskan betapa hina dan remeh berhala-berhala yang mereka sembah itu. Betapa tolol dan dungunya akal para penyembahnya. Allah SWT juga menjelaskan hal-hal yang mereka samakan dengan Allah SWT.
Wahai seluruh umat manusia, telah dibuat perumpamaan tentang patung-patung sembahan orang-orang yang tidak mengenal Allah SWT dan menyekutukan-Nya. Oleh kerana itu, dengarkan baik-baik dan fahami keadaan sembahan-sembahan itu. Jika telah difahami tentang keadaan sembahan itu, maka keadaan dan tingkah laku para penyembahnya tentu jauh lebih buruk daripada itu.
Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah SWT itu berupa berhala dan al-Andaad (hal-hal yang mereka jadikan sebagai sekutu bagi Allah SWT) tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun meskipun para sembahan itu semuanya bersatu dan berganding untuk menciptakannya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dalam sebuah riwayat marfuu’, ia berkata,
“Allah SWT berfirman, ‘Siapakah yang lebih zalim dari orang yang berusaha menciptakan seperti ciptaan-Ku. Maka, cuba saja mereka ciptakan seekor semut, seekor lalat atau sebuah biji seperti ciptaan-Ku.”
(HR Ahmad)
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan riwayat lain, yaitu,
“Allah SWT berfirman, ‘Siapakah yang lebih zalim dari orang yang berusaha menciptakan seperti ciptaan-Ku. Maka, cuba saja mereka ciptakan seekor semut (atau atom, atau sebutir biji jagung), maka cuba saja mereka ciptakan sebutir biji gandum.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Bahkan lebih parah lagi apabila mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melawan dan mengusir seekor lalat pun. Seandainya ada seekor lalat yang merampas sesuatu dari patung sembahan itu seperti wangian yang dilumurkan kepadanya, mereka sedikit pun tidak mampu menolak dan merebutnya kembali. Padahal lalat adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling lemah.
Oleh kerana itu, Allah SWT berfirman yang bermaksud betapa lemah sesuatu yang menuntut dan yang mengejar itu (maksudnya adalah ilah palsu yang disembah) dari merebut kembali sesuatu yang dirampas dari seekor lalat yang dikejar dan dituntut. Jadi, berdasarkan penafsiran ini, kata (ٱلطَّالِبُ) maksudnya adalah ilah palsu yang disembah, sedangkan kata (ٱلْمَطْلُوب) maksudnya adalah lalat yang merampas tersebut.
Atau boleh juga bermakna betapa lemahnya penyembah berhala dan berhala yang disembahnya.
Ini menunjukkan betapa tolol dan bodohnya mereka. Sebab seorang penyembah biasanya mengharapkan manfaat dari yang ia sembah, baik untuk dirinya mahupun kemudharatan. Sementara penyembah berhala sama sekali tidak boleh mendapatkan suatu apa pun untuk dirinya. Hal yang membuktikan betapa hina dan lemah berhala-berhala yang disembah itu serta betapa tolol dan bodohnya si penyembah berhala. Jika tidak demikian, bagaimana mungkin jadikan berhala itu padanan bagi Allah SWT dalam beribadah?!
Kemudian Allah SWT berfirman untuk menegaskan ketidakbijaksanaan, kebodohan, dan kedunguan mereka tentang sikap mereka yang kurang bijak, serta ketidaktahuan mereka tentang Allah SWT sebagaimana mestinya.
Sumber: Tafsir Al-Munir Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili Jilid 9
Leave a comment