Tafsir Ringkas Surah al-Mulk Ayat 28-30
Diriwayatkan bahawa orang-orang kafir Mekah mendoakan kebinasaan ke atas Rasulullah SAW dan orang-orang Mukmin. Oleh kerana itu, turunlah ayat ini. Allah SWT menjawab doa orang-orang kafir akan kebinasaan Nabi dan orang-orang Mukmin dengan dua cara.
Cara pertama:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang- orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari adzab yang pedih?””
(Al-Mulk 67:28)
Katakan wahai Muhammad kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, mengingkari nikmat-nikmat-Nya, khabarkanlah kepadaku apa faedah atau manfaat dan kemudahan bagimu jika Allah membinasakanku dan orang-orang Mukmin bersamaku dengan mematikan atau memberiku rahmat dengan menangguhkan ajal? Kalau itu telah ditakdirkan menimpa kami. Demikianlah tidak ada yang menyelamatkan orang-orang kafir dari adzab Allah meskipun dijangka Allah SWT membinasakan Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin bersamanya – sebagaimana orang-orang kafir harapkan, nantikan atau – Allah membiarkan mereka.
Yang dimaksud dengan ayat ini adalah peringatan kepada orang-orang kafir, pemberian semangat kepada mereka untuk mencari keselamatan dengan bertaubat, kembali kepada Allah SWT dengan keimanan dan pernyataan tauhid, kenabian, dan kebangkitan, memberi tahu mereka bahawasanya terjadinya adzab dan bencana yang mereka harapkan pada Nabi dan orang-orang Mukmin-baik Allah mengadzab mereka atau memberi rahmat, tidak ada tempat berlari bagi mereka dari balasan dan seksa-Nya yang pedih yang menimpa mereka.
“Katakanlah, ‘Dialah Allah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada- Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata.””
(Al-Mulk 67:29)
Katakan kepada mereka bahawasanya Dia adalah Allah, Maha Penyayang yang kami imani, kami tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Kepada-Nya kami bertawakal dalam semua urusan kami. Bukan kepada yang lain, tawakal adalah penyerahan segala urusan kepada Allah SWT sebagaimana Allah berfirman,
“…Maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya….”
(Huud 11:123)
Oleh kerana itu, Allah SWT berfirman,
“Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
Kalian akan mengetahui siapa yang ada dalam kesesatan yang nyata, apakah kami atau kalian. Kepada siapa adzab dunia dan akhirat. Di sini ada sindiran kepada orang-orang kafir bahawa mereka bergantung kepada manusia dan harta benda. Jika ini adalah keadaan mereka, bagaimana Allah menerima doa buruk mereka kepada orang-orang Mukmin?
Kemudian, Allah menyebutkan dalil mengenai kewajiban bertawakal kepada Allah bukan kepada yang lain sambil menunjukkan belas kasihan kepada makhluk-Nya,
“Katakanlah (Muhammad), ‘Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?””
(Al-Mulk 67:30)
Katakan kepada mereka wahai Muhammad, “Khabarkanlah kepadaku jika air yang Allah jadikan untuk kalian di sumber mata air, perigi-perigi dan sungai-sungai untuk keperluan kalian yang macam-macam itu hilang di bumi sampai bawah di mana tidak terjangkau timba dan lainnya, siapakah yang mampu mendatangkan kepada kamu air yang banyak, mengalir tidak terputus.” Ertinya, tidak ada seorang pun selain Allah SWT yang mampu mendatangkan untuk kamu, iaitu dengan hujan, salji dan sungai-sungai. Di antara anugerah dan kemuliaan Allah SWT adalah Dia membuat sumber air untuk manusia dan mengalirkannya di berbagai penjuru bumi untuk menyempurnakan keperluan manusia, baik kecil mahupun besar.
Yang dimaksud adalah Dia membuat mereka mengakui sebahagian nikmat-Nya untuk menunjukkan kepada mereka keburukan kekafiran yang ada pada mereka. Jika mereka harus mengatakan, “Dia Allah”, pada saat itu dikatakan kepada mereka, “Mengapa kalian menjadikan orang yang sama sekali tidak berkuasa atas sesuatu sebagai sekutu-Nya dalam ubudiyyah?” Ayat ini menunjukkan adanya kewajiban berpegang pada Allah SWT dalam setiap keperluan sementara ada juga bukti nyata lain mengenai kesempurnaan kekuasaan dan keesaan-Nya juga petunjuk bahawa terbukanya akal tidak mudah terjadi kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Mirip dengan ayat itu adalah firman Allah SWT,
“Pernahkah kamu memerhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?”
(Al-Waqi’ah 56:68-69)
Sumber: Tafsir Al-Munir Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili Jilid 15
Leave a comment