Tafsir Ringkas Surah Ath-Thaariq 86:1-4, Sumpah Bahawa Setiap Manusia Mempunyai Malaikat Penjaga

أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰانِ الرَّجِيْمِ

وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ (١) وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ (٢) ٱلنَّجْمُ ٱلثَّاقِبُ (٣)‎

“Demi langit dan yang datang pada malam hari. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (Yaitu) bintang yang bersinar tajam.”

(Surah Ath-Thaariq 86:1-3)

Bersumpah dengan langit yang indah dan bintang yang bersinar di waktu malam. Apa yang kamu ketahui tentang hakikat bintang tersebut? Sesungguhnya ia adalah bintang yang bersinar sangat terang, seakan-akan dengan kekuatan sinarnya, ia dapat menembus gelap gelitanya malam.

Allah SWT sering kali bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan langit, bintang, matahari, bulan, malam, dan siang kerana bentuk, jalan, terbit, dan tenggelamnya sangat menakjubkan. Dengan adanya makhluk-makhluk tersebut menunjukkan kewujudan Zat yang menciptakan dan mengaturnya.

Kalimat (وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ) merupakan kalimat pertanyaan pertanyaan yang berfungsi untuk membesarkan sesuatu yang dibuat sumpah. Seakan akan bintang ini posisinya sangat jauh di ufuk langit yang tidak mungkin dilihat dan diketahui hakikatnya oleh manusia. 

Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Setiap sesuatu di dalam Al-Qur’an yang menggunakan uslub pertanyaan (مَآ أَدْرَىٰكَ) adalah sesuatu yang telah Allah SWT beritahukan kepada Rasulullah saw. Sementara itu, setiap sesuatu di dalam Al-Qur’an yang menggunakan uslub pertanyaan (مَا يُدْرِيْكَ) merupakan sesuatu yang belum diberitahukan oleh Allah SWT kepada Rasulullah saw., seperti firman Allah SWT,

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ قَرِيبٌۭ

“Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat?”

(Surah Asy-Syuuraa 42:17)

Ath-Thaariq merupakan isim jenis. Bintang tersebut dinamakan ath-Thaariq kerana ia muncul di waktu malam dan tidak nampak di waktu siang. Setiap sesuatu yang datang di waktu malam, ia disebut dengan ath-Thaariq.

Kata tersebut ditafsiri dengan firman-Nya (ٱلنَّجْمُ ٱلثَّاقِبُ) maksudnya, bintang yang agung kedudukannya, yaitu yang menerangi kegelapan malam dan dibuat penerang di dalam kegelapan darat dan laut. Bintang tersebut juga dibuat untuk mengetahui waktu-waktu hujan dan kondisi-kondisi kehidupan lainnya. Bintang tersebut di kalangan manusia pada umumnya disebut sebagai bintang Kartika. Hasan dan Qatadah serta lainnya berkata, “Kata thaariq adalah umum untuk seluruh bintang yang muncul di waktu malam. Setiap sesuatu yang datang di waktu malam disebut dengan thaariq.”

Pendapat yang lebih benar, maksudnya adalah jenis bintang yang dibuat penerang dalam kegelapan darat dan laut. Pendapat ini diperkuat oleh hadis sahih yang bermaksud:

“Nabi SAW melarang seseorang mendatangi keluarganya secara tiba-tiba di waktu malam.”

Di dalam hadis lain yang mengandung doa yang bererti:

“Wahai Maha Pengasih, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan hal-hal yang datang di waktu malam dan siang, kecuali hal baik yang datang di waktu malam.”

Kemudian, Allah SWT menyebutkan sesuatu yang disumpahi atau jawab dari sumpah dengan firman-Nya,

إِن كُلُّ نَفْسٍۢ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۭ (٤)

“Setiap orang pasti ada penjaganya.”

(Surah Ath-Thaariq 86:4)

Maksudnya, bersumpah dengan langit dan bintang yang bersinar bahawa tidak ada manusia melainkan ada penjaga yang menjaganya dari kehancuran. Mereka adalah para malaikat hafadzah yang menjaga amal, perkataan, dan perbuatan manusia, serta menjaga kebaikan dan kejelekan mereka. 

Sebagaimana firman Allah SWT,

لَهُۥ مُعَقِّبَـٰتٌۭ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ

Maksudnya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.”

(Surah Ar-Ra’d 13:11)

Dan penjaga sebenarnya adalah Allah Azza wa Jalla. Penjagaan malaikat merupakan penjagaan Allah karena itu merupakan perintah-Nya.

Ayat ini tidak menjelaskan siapa sebenarnya penjaga tersebut. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa sesungguhnya penjaga itu adalah Allah SWT. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa penjaga tersebut adalah para malaikat, sebagaimana firman Allah SWT, 

وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً

Maksudnya: “Dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga.”

(Surah Al-An’aam 6:61)

Juga firman-Nya,

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَـٰفِظِينَ (١٠) كِرَامًۭا كَـٰتِبِينَ (١١)

Maksudnya: “Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan- mu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu).”

(Surah Al-Infithaar 82:10-11) 

Dan firman-Nya,

إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌۭ (١٧) مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌۭ (١٨)

Maksudnya:“(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”

(Surah Qaaf 50: 17-18)

Dan firman-Nya,

لَهُۥ مُعَقِّبَـٰتٌۭ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ

Maksudnya:“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.”

(Surah Ar-Ra’d 13:11)

Abu Umamah berkata: Nabi SAW bersabda yang bermaksud:

“Ada seratus enam puluh malaikat yang diberi wewenang untuk mengurusi seorang Mukmin. Mereka mencegahnya dari hal-hal yang dia tidak mampu. Di antaranya ada tujuh malaikat yang melindungi penglihatan, seperti melindungi mang- kuk madu dari lalat. Seandainya seorang hamba diberi wewenang untuk mengurusi dirinya sendiri sekejap mata saja, maka pastilah dia akan diculik oleh setan-setan.”

Sumber: Tafsir Al-Munir, Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Jilid 15

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑